Monday, March 10, 2014

Pagi buram

Kan aku tidak mungkin menangis disamping ibu kedua ini? Beliau juga sakit dan bukan anak baik namanya kalo aku berbagi sedih pagi ini... :"(
Tepat sebulan setelah tgl 9 yang menyedihkan itu,meruntuhkan setiap tembok2 yang dibangun 7tahun lalu hancur. Entahlah aku benci mengingatnya..
Pun tgl 10 ini aku benci. Sama bencinya dikhianati. Sama sakitnya,sama...
Hal terberat detik ini diibaratkan seperti air yang sudah tidak bisa dibendung dengan apapun lagi walaupun volumnya sudah maksimal ditampung. Rasa-rasanya mau pecah.
Kenapa harus pagi ini? Kenapa ya Allah? Kenapa juga harus aku?Aku baru 22. Baru 2 bulan kurang.. baru memulai skripsi,merangkai mimpi tentang dunia.. tapi sempurna pagi ini 10.58 rasanya hati itu kian tak berbentuk.
Seharusnya tidak perlu tahu,tidak perlu mau tau.
Ya Allah...
Mungkin cintamu begitu besar padaku,caranya pun mungkin tak biasa untuk menunjukanya.. tapi tolong kuatkan kuatkan...Aku kan bukan gatot kaca?Aku bukan robot yang tidak berhati ya Allah...
Aku juga berjanji demi siapapun tidak akan pernah berbagi sedih dengan siapapun yang sakit. Apapun bentuk sakitnya. Tapi kenapa aku selalu sakit diantara itu semua? Diantara semua kekhawatiran yang semakin nyata.
Rasanya ingin mengutuk pagi ini. Pagi yang menyakitkan. Sama menyakitkan dengan pagi tgl 9 bulan lalu..
Sulit memahami kenapa semua harus terjadi berurutan? Dan...terlebih menyakitkan.
Akumulasi dari segala bentuk penyakit itu bisa datang kan ya Allah kapanpum ia mau datang. Tapi tolong,jangan sedikitpun aku sakit karena ini. Jangan buat sakitnya berkepanjangan....
Kuatkan yang lemah. Kuatkan karena engkau Maha Kuat.
Ya Allah....akumulasi ini bertambah berat dan banyak. Jangan jadikan ia tumpukan penyakit dikemudian hari. Biarlah aku melepaskan dengan ikhlas.... Ya Allah..... engkau segala pemilik di muka bumi ini..
Jadikanlah kekecewaan,kesedihan dan segala macam bentuk ini sembuh segera. AMIN.
-Untuk segala kekecewaan pergilah. Jangan biarkan terlalu lama larut :)

1 comment: